Jember, bedadung.com --Pemerintah Kabupaten Jember melanjutkan penyaluran bantuan kepada santri yang tidak pulang kampung dan warga cacat berat. Bantuan diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief.
Para santri yang tidak pulang kampung itu, menurut wabup, mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak pulang kampung. “Jangan sampai dilarang mudik, kemudian tidak dijenguk,” imbuhnya.
“Harus kita sambangi, karena bagaimana pun negara harus hadir dalam hal semacam ini,” kata wabup kepada wartawan di Pondok Assuniyah, Kecamatan Kencong.
Dalam kesempatan itu, wabup juga memberikan bantuan sembako dan uang. Bantuan itu, kata wabup, sebagai bentuk ucapan terima kasih dari pemerintah. “Kami berharap semua santri dalam keadaan sehat walafiat,” harapnya.
Selain menjenguk para santri, wabup juga menjenguk beberapa warga yang dalam kondisi cacat berat. Serta memberikan bantuan sembako dan uang.
Bantuan yang diberikan juga berupa alat kesehatan, seperti kursi roda.
Lebih jauh wabup mengatakan, ada hal yang lebih penting dari bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Yaitu menyikapi persebaran Covid-19.
“Kami sangat berharap kepada para santri dan masyarakat umum untuk membiasakan hidup sehat, agar tidak terjadi penambahan warga yang terpapar Covid-19,” ujarnya.
Karena itu, tandas wabup, kondisi Covid-19 tergantung pada kesadaran masyarakat. Apabila masyarakat bisa mengikuti protokol kesehatan, jumlah warga terpapar bisa stagnan bahkan menurun.
Sementara itu, Itra dengan meneteskan air mata mengucapkan rasa syukur atas bantuan yang diterima oleh anggota keluarganya yang mengalami cacat berat.
“Alhamdulillah, saya senang, dan terima kasih karena wakil bupati sudah datang ke sini dan sudah memberikan bantuan pada anak kami,” tuturnya.
Ia pun berharap bantuan yang diberikan pemerintah dapat bermanfaat. Ia juga berharap kehidupan dapat kembali normal seperti sebelum wabah virus korona.
Sementara itu, data yang diperoleh dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kabupaten Jember menyebutkan santri yang tidak pulang kampung saat lebaran tahun ini tercatat sebanyak 2.674 orang. Mereka berasal dari Kabupaten Jember maupun luar Jember.
Santri yang berasal dari Jember berjumlah 881 orang yang tersebar di 16 kecamatan. Terbanyak berada di Kecamatan Umbulsari sejumlah 221 santri. Kemudian Bangsalsari dan Kaliwates masing-masing 128 dan 104 santri.
Sementara santri yang berasal dari luar Jember terbagi dua. Pertama, santri yang berasal dari dalam negeri yang berjumlah 1.781 orang. Kedua, berasal dari luar negeri sejumlah 10 orang.
Santri dari dalam negeri yang tidak pulang kampung terbanyak di Kecamatan Wuluhan sejumlah 437 santri. Menyusul Kecamatan Sumbersari sejumlah 200 santri dan Kecamatan Ambulu sejumlah 188 santri.
Jika melihat santri dalam negeri yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, terbanyak berasal dari Kabupaten Banyuwangi sejumlah 327. Berikutnya dari Kabupaten Bondowoso sejumlah 141 santri dan Kabupaten Lumajang sejumlah 136 santri.
Di luar Provinsi Jawa Timur, santri yang masih bertahan di pesantren pada situasi Covid-19 tertinggi dari Kabupaten Kebumen sejumlah 123 santri, Cilacap sejumlah 73 santri, dan Denpasar sejumlah 51 santri.
Sedang sepuluh santri dari luar negeri berasal dari empat negara. Kamboja tercatat 6 santri, Malaysia sejumlah 2 santri. Kemudian Saudi Arabia dan Turki masing-masing satu orang.
Sepuluh santri tersebut berada di lima kecamatan. Yaitu di Kecamatan Sumbersari sejumlah 6 santri, kemudian di Arjasa, Jombang, Panti, dan Wuluhan masing-masing satu santri. (*)
Para santri yang tidak pulang kampung itu, menurut wabup, mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak pulang kampung. “Jangan sampai dilarang mudik, kemudian tidak dijenguk,” imbuhnya.
“Harus kita sambangi, karena bagaimana pun negara harus hadir dalam hal semacam ini,” kata wabup kepada wartawan di Pondok Assuniyah, Kecamatan Kencong.
Dalam kesempatan itu, wabup juga memberikan bantuan sembako dan uang. Bantuan itu, kata wabup, sebagai bentuk ucapan terima kasih dari pemerintah. “Kami berharap semua santri dalam keadaan sehat walafiat,” harapnya.
Selain menjenguk para santri, wabup juga menjenguk beberapa warga yang dalam kondisi cacat berat. Serta memberikan bantuan sembako dan uang.
Bantuan yang diberikan juga berupa alat kesehatan, seperti kursi roda.
Lebih jauh wabup mengatakan, ada hal yang lebih penting dari bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Yaitu menyikapi persebaran Covid-19.
“Kami sangat berharap kepada para santri dan masyarakat umum untuk membiasakan hidup sehat, agar tidak terjadi penambahan warga yang terpapar Covid-19,” ujarnya.
Karena itu, tandas wabup, kondisi Covid-19 tergantung pada kesadaran masyarakat. Apabila masyarakat bisa mengikuti protokol kesehatan, jumlah warga terpapar bisa stagnan bahkan menurun.
Sementara itu, Itra dengan meneteskan air mata mengucapkan rasa syukur atas bantuan yang diterima oleh anggota keluarganya yang mengalami cacat berat.
“Alhamdulillah, saya senang, dan terima kasih karena wakil bupati sudah datang ke sini dan sudah memberikan bantuan pada anak kami,” tuturnya.
Ia pun berharap bantuan yang diberikan pemerintah dapat bermanfaat. Ia juga berharap kehidupan dapat kembali normal seperti sebelum wabah virus korona.
Sementara itu, data yang diperoleh dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kabupaten Jember menyebutkan santri yang tidak pulang kampung saat lebaran tahun ini tercatat sebanyak 2.674 orang. Mereka berasal dari Kabupaten Jember maupun luar Jember.
Santri yang berasal dari Jember berjumlah 881 orang yang tersebar di 16 kecamatan. Terbanyak berada di Kecamatan Umbulsari sejumlah 221 santri. Kemudian Bangsalsari dan Kaliwates masing-masing 128 dan 104 santri.
Sementara santri yang berasal dari luar Jember terbagi dua. Pertama, santri yang berasal dari dalam negeri yang berjumlah 1.781 orang. Kedua, berasal dari luar negeri sejumlah 10 orang.
Santri dari dalam negeri yang tidak pulang kampung terbanyak di Kecamatan Wuluhan sejumlah 437 santri. Menyusul Kecamatan Sumbersari sejumlah 200 santri dan Kecamatan Ambulu sejumlah 188 santri.
Jika melihat santri dalam negeri yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, terbanyak berasal dari Kabupaten Banyuwangi sejumlah 327. Berikutnya dari Kabupaten Bondowoso sejumlah 141 santri dan Kabupaten Lumajang sejumlah 136 santri.
Di luar Provinsi Jawa Timur, santri yang masih bertahan di pesantren pada situasi Covid-19 tertinggi dari Kabupaten Kebumen sejumlah 123 santri, Cilacap sejumlah 73 santri, dan Denpasar sejumlah 51 santri.
Sedang sepuluh santri dari luar negeri berasal dari empat negara. Kamboja tercatat 6 santri, Malaysia sejumlah 2 santri. Kemudian Saudi Arabia dan Turki masing-masing satu orang.
Sepuluh santri tersebut berada di lima kecamatan. Yaitu di Kecamatan Sumbersari sejumlah 6 santri, kemudian di Arjasa, Jombang, Panti, dan Wuluhan masing-masing satu santri. (*)