Jember, bedadung.com -- Kabar baik datang dari Rumah sakit Daerah dr. Soebandi Jember. Kini, rumah sakit kebanggaan warga Jember ini sudah memiliki alat pemeriksaan Covid-19.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Gatot Triyono, pada Jum’at, 22 Mei 2020, mengonfirmasi adanya alat pemeriksaan ini.
“Sebetulnya RSD. Soebandi sudah memiliki alat tes cepat molekuler atau TCM. Cuma, hanya membutuhkan alat konversi yakni cartridge. Alhamdulillah, mulai senin lalu sudah mendapat kiriman cartridge dari Kementerian Kesehatan Jakarta,” ujarnya.
Untuk mengoperasionalkannya, petugas medis mendapatkan pelatihan secara daring oleh Kemenkes. “Sampai akhirnya bisa melakukan pemeriksaan Covid-19 ini,” tuturnya bangga.
Gatot menjelaskan, alat ini berada di ruang Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSD Soebandi, yang telah memenuhi standar bio safety level 2.
Sejak siap dioperasikan, sudah ada ODP dan PDP yang melakukan pemeriksaan menggunakan alat ini.
Bahkan RS Soebandi akhirnya ditunjuk sebagai laboratorium rujukan untuk wilayah eks Besuki, meliputi Kabupaten Jember, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Jadi, rumah sakit di enam kabupaten/kota itu bisa langsung merujuk pemeriksaan covid-19 di RS Soebandi Jember.
“Tidak perlu ke Jakarta, dan hasil final pemeriksaan sudah dapat diketahui dari pemeriksaan tersebut,” terangnya.
Saat ini, Kemenkes menginstruksikan agar alat ini hanya untuk memeriksa orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)
Hal itu karena keterbatasan cartridge dari Kemenkes. “Sementara ini hanya untuk memeriksa ODP dan PDP saja, karena sudah cukup banyak,” jelasnya. Sedang jika hanya untuk penapisan atau screening, cukup menggunakan rapid test.
Pemeriksaan dengan alat ini, lanjutnya, sudah bisa mendapatkan hasil final. Hasilnya akan dikirimkan ke rumah sakit yang merujuk, dan bisa segera untuk melakukan penanganan kepada pasien.
Tahapan pemeriksaan menggunakan alat TCM hampir sama dengan test PCR atau polymerase chain reaction.
“Jadi diambil swabnya dua kali, di hari pertama dan kedua. Kemudian dimasukkan ke dalam viral tansport medium (VTM), dan VTM disimpan dalam ice box dan bisa dikirimkan ke Soebandi untuk dilakukan pemeriksaan,” jlentrehnya.
Gatot mengatakan, rumah sakit dr Soebandi senantiasa memberikan pelayanan yang paripurna. Karena itu, hasil diagnosis Covid-19 dari alat tes ini tidak terlalu lama dapat diketahui.
Selama ini, untuk mengetahui hasilnya cukup lama. Bisa tiga minggu kedepan. “Tetapi, saat ini bisa menetapkan diagnosis melalui pemeriksaan ini cukup dengan 60 menit,” jelasnya.
Hasil pemeriksaan yang cepat keluar itu diharapkan bisa langsung untuk mempercepat penanganan kepada pasien.
“Penanganannya lebih cepat, sembuh lebih cepat, dan penularan serta penyebarannya segera berakhir,” harapnya.
Meski memiliki alat pemeriksaan ini, Gatot mendorong masyarakat agar tetap mematuhi anjuran kesehatan, seperti social distancing, phsycal distancing, memakai masker, cuci tangan, menjaga kesehatan. “Karena virus ini sangat berbahaya,” pungkasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Gatot Triyono, pada Jum’at, 22 Mei 2020, mengonfirmasi adanya alat pemeriksaan ini.
“Sebetulnya RSD. Soebandi sudah memiliki alat tes cepat molekuler atau TCM. Cuma, hanya membutuhkan alat konversi yakni cartridge. Alhamdulillah, mulai senin lalu sudah mendapat kiriman cartridge dari Kementerian Kesehatan Jakarta,” ujarnya.
Untuk mengoperasionalkannya, petugas medis mendapatkan pelatihan secara daring oleh Kemenkes. “Sampai akhirnya bisa melakukan pemeriksaan Covid-19 ini,” tuturnya bangga.
Gatot menjelaskan, alat ini berada di ruang Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSD Soebandi, yang telah memenuhi standar bio safety level 2.
Sejak siap dioperasikan, sudah ada ODP dan PDP yang melakukan pemeriksaan menggunakan alat ini.
Bahkan RS Soebandi akhirnya ditunjuk sebagai laboratorium rujukan untuk wilayah eks Besuki, meliputi Kabupaten Jember, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Jadi, rumah sakit di enam kabupaten/kota itu bisa langsung merujuk pemeriksaan covid-19 di RS Soebandi Jember.
“Tidak perlu ke Jakarta, dan hasil final pemeriksaan sudah dapat diketahui dari pemeriksaan tersebut,” terangnya.
Saat ini, Kemenkes menginstruksikan agar alat ini hanya untuk memeriksa orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)
Hal itu karena keterbatasan cartridge dari Kemenkes. “Sementara ini hanya untuk memeriksa ODP dan PDP saja, karena sudah cukup banyak,” jelasnya. Sedang jika hanya untuk penapisan atau screening, cukup menggunakan rapid test.
Pemeriksaan dengan alat ini, lanjutnya, sudah bisa mendapatkan hasil final. Hasilnya akan dikirimkan ke rumah sakit yang merujuk, dan bisa segera untuk melakukan penanganan kepada pasien.
Tahapan pemeriksaan menggunakan alat TCM hampir sama dengan test PCR atau polymerase chain reaction.
“Jadi diambil swabnya dua kali, di hari pertama dan kedua. Kemudian dimasukkan ke dalam viral tansport medium (VTM), dan VTM disimpan dalam ice box dan bisa dikirimkan ke Soebandi untuk dilakukan pemeriksaan,” jlentrehnya.
Gatot mengatakan, rumah sakit dr Soebandi senantiasa memberikan pelayanan yang paripurna. Karena itu, hasil diagnosis Covid-19 dari alat tes ini tidak terlalu lama dapat diketahui.
Selama ini, untuk mengetahui hasilnya cukup lama. Bisa tiga minggu kedepan. “Tetapi, saat ini bisa menetapkan diagnosis melalui pemeriksaan ini cukup dengan 60 menit,” jelasnya.
Hasil pemeriksaan yang cepat keluar itu diharapkan bisa langsung untuk mempercepat penanganan kepada pasien.
“Penanganannya lebih cepat, sembuh lebih cepat, dan penularan serta penyebarannya segera berakhir,” harapnya.
Meski memiliki alat pemeriksaan ini, Gatot mendorong masyarakat agar tetap mematuhi anjuran kesehatan, seperti social distancing, phsycal distancing, memakai masker, cuci tangan, menjaga kesehatan. “Karena virus ini sangat berbahaya,” pungkasnya.