Jember, bedadung.com -- Di Jember terjadi surplus komoditi pangan utama. Hal itu seperti di jelaskan oleh Bupati Jember, dr. Faida, MMR., menyebutkan adanya delapan komoditi utama di Jember yang mengalami surplus.
“Sampai saat ini, ketersediaan pangan untuk bahan utama ada yang surplus,” kata bupati di Pendapa Wahyawibawagraha saat rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ada delapan komoditi yang dinilai surplus, Antara lain beras, telur ayam, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, gula pasir, dan kedelai. “Surplusnya cukup banyak, jadi cukup aman,” ujarnya.
Rakor secara daring itu membahas ketersediaan pangan menghadapi musim kemarau sebagai antisipasi dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Timur tahun 2020. Selain Jember, rakor diikuti oleh Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Nganjuk, dan Tulungagung.
Selain ada surplus, ada komoditas oangan yang dalam hitungan devisit. Ada empat komodii, yaitu bawang merah, bawang putih, cabai besar, dan cabai rawit.
Untuk luas lahan panen pada masa Januari hingga Mei, lanjut bupati, ada lebih 81 ribu hektar. Sementara prakiraan luas tanam bulan Juni ada 10 ribu hektar.
“Lokasi yang akan panen bulan Juni tidak ada. Tanam pada bulan Juni di 28 kecamatan sekitar 10 ribu lebih hektar,” ungkapnya.
Terkait dukungan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani, bupati menyampaikan alsintan dari pusat, provinsi, serta Pemkab Jember sudah dipinjampakaikan dan disalurkan semuanya.
Alsintan itu antara lain berupa traktor roda dua, traktor roda empat, renstransfilter, pompa air, kultivator, dan handsprayer.
Selain itu, bupati juga meminta kerja sama provinsi untuk menyikronkan data kelompok tani dan gubungan kelompok tani (Gapoktan). Sinkronisasi ini supaya bantuan dari provinsi dapat tepat sasaran.
“Mohon kerjasama Provinsi Jawa Timur untuk hanya memproses pengajuan-pengajuan dari poktan dan gapoktan yang telah kami verifikasi dan validasi,” ungkap bupati.
Di samping itu, bupati berkesempatan menyampaikan saran, supaya dalam situasi wabah dapat bergotong royong, antara pusat, provinsi, dan kabupaten dalam penyediaan alsintan lebih banyak lagi.
“Menyediakan alsintan pascapanen lebih banyak lagi, sehingga petani bisa beraktifitas dimasa covid, dengan kontak yang lebih sedikit ketika panen,” terangnya.
“Sampai saat ini, ketersediaan pangan untuk bahan utama ada yang surplus,” kata bupati di Pendapa Wahyawibawagraha saat rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ada delapan komoditi yang dinilai surplus, Antara lain beras, telur ayam, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, gula pasir, dan kedelai. “Surplusnya cukup banyak, jadi cukup aman,” ujarnya.
Rakor secara daring itu membahas ketersediaan pangan menghadapi musim kemarau sebagai antisipasi dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Timur tahun 2020. Selain Jember, rakor diikuti oleh Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Nganjuk, dan Tulungagung.
Selain ada surplus, ada komoditas oangan yang dalam hitungan devisit. Ada empat komodii, yaitu bawang merah, bawang putih, cabai besar, dan cabai rawit.
Untuk luas lahan panen pada masa Januari hingga Mei, lanjut bupati, ada lebih 81 ribu hektar. Sementara prakiraan luas tanam bulan Juni ada 10 ribu hektar.
“Lokasi yang akan panen bulan Juni tidak ada. Tanam pada bulan Juni di 28 kecamatan sekitar 10 ribu lebih hektar,” ungkapnya.
Terkait dukungan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani, bupati menyampaikan alsintan dari pusat, provinsi, serta Pemkab Jember sudah dipinjampakaikan dan disalurkan semuanya.
Alsintan itu antara lain berupa traktor roda dua, traktor roda empat, renstransfilter, pompa air, kultivator, dan handsprayer.
Selain itu, bupati juga meminta kerja sama provinsi untuk menyikronkan data kelompok tani dan gubungan kelompok tani (Gapoktan). Sinkronisasi ini supaya bantuan dari provinsi dapat tepat sasaran.
“Mohon kerjasama Provinsi Jawa Timur untuk hanya memproses pengajuan-pengajuan dari poktan dan gapoktan yang telah kami verifikasi dan validasi,” ungkap bupati.
Di samping itu, bupati berkesempatan menyampaikan saran, supaya dalam situasi wabah dapat bergotong royong, antara pusat, provinsi, dan kabupaten dalam penyediaan alsintan lebih banyak lagi.
“Menyediakan alsintan pascapanen lebih banyak lagi, sehingga petani bisa beraktifitas dimasa covid, dengan kontak yang lebih sedikit ketika panen,” terangnya.