Program Satu Desa/Kelurahan Satu Dosen Mulai Bergulir
Jember -- Akhirnya, program Satu Desa/Kelurahan Satu Dosen yang digagas oleh dr. Faida, MMR, mulai bergulir. Program ini bertujuan menambah akselerasi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di desa dan kelurahan dengan mensinergikan dengan program yang sudah ada. Hari ini, Kamis (1/10) mulai dilaksanakan sosialisasi bagi peserta dan aparat kecamatan dan desa yang menjadi pilot project. Di awal dibimbing 100 dosen yang terbagi dua tahap yakni 60 sesi pertama dan 40 di sesi kedua.
Bertempat di Aula PB. Sudirman, Plt Bupati Jember membuka sosialisasi pendampingan satu desa/kelurahan satu dosen di Kabupaten Jember.
Plt Bupati mengatakan, sosialisasi ini dilakukan agar pelaksanaan program bisa berjalan efektif dan produktif. "Apa yang menjadi potensi desa/kelurahan, bagaimana cara pengembangannya agar bisa maksimal," ucap Pak Kyai Muqit. Pemkab memberi tugas para dosen atas ijin Rektor UNEJ untuk mendampingi warga dalam memajukan desa/kelurahannya. "Para pendamping ini diharapkan mampu memotret desa/kelurahan itu seutuhnya," imbuh Pak Muqit. Jika sudah diketahui maka akan lebih mudah dari arah mana memulai pendampingan. Minimal mendengar dan melihat apa yang diingini oleh masyarakat tersebut, jelasnya.
Di desa sasaran dosen ini akan bertemu pendamping desa lain seperti Pendamping Desa (PD), Pendamping Teknis Desa (PTD) sehingga diharapkan mereka saling bersinergi.
Sementara itu Rektor UNEJ, Prof DR Ir Iwan Taruna, M. Eng, mengatakan bahwa sesungguhnya ada tiga tugas utama (tridharma) Perguruan Tinggi yakni penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat. "Entri pointnya adalah bagaimana kita melihat secara benar permasalahan yang ada di desa," ucap Pak Rektor. Pihaknya akan membantu Pemkab agar bisa memetakan permasalahan di setiap desa yang akan ditempatkan seorang dosen. Diakui, data memang sudah ada tetapi UNEJ akan memverifikasi lagi data tersebut dari aspek Perguruan Tinggi (PT).
Dalam hal ini justru masyarakatlah yang menjadi penentu identifikasi permasalahan sedangkan para dosen sebagai pendamping. Sebagai contoh, bagaimana caranya menaikkan nilai tambah suatu produk. Masyarakat akan diedukasi cara mengemas yang baik sehingga produknya layak masuk pasar modern.
Setiap tenaga dosen yang ditempatkan di desa/kelurahan akan bertugas selama 3 bulan secara berturut-turut. Pihak rektorat akan memberikan apresiasi kepada mereka sebab keikutsertaan mereka bersifat sukarela.
Sementara itu Plt Kadispemasdes , Edy Budi Susilo mengatakan program ini mengambil alokasi dana dispemasdes tahun 2020.
(SGM)