Jember Kota -- Tanpa Pancasila maka Indonesia dikhawatirkan bisa “modar” (mati-red). Peringatan keras ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prof. Bambang Soepeno, dalam kesempatan kuliah umum Pancasila secara daring dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila (19/5).
Pernyataan Prof. Bambang Soepeno ini menanggapi adanya rencana menghapus mata pelajaran Pancasila dan mata kuliah Pancasila dari kurikulum pendidikan Indonesia. Kegiatan kuliah umum ini digelar oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Ideologi Kebangsaan (P3KIK).
Menurut Prof. Bambang Soepeno, hilangnya mata pelajaran dan mata kuliah Pancasila bakal berdampak pada pemahaman siswa dan mahasiswa akan Pancasila. Padahal generasi muda adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan. “Pancasila adalah dasar negara, fondasi bangsa, guidance sekaligus pemersatu Indonesia. Jika generasi muda tidak paham akan Pancasila maka akan dibawa kemana Indonesia di masa depan. Pancasila adalah corak bangsa Indonesia, nilai-nilainya berlaku secara universal yang mengikat bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan agama. Tanpa Pancasila maka Indonesia modar lah,” ujarnya serius.
Di
lain sisi, Dekan FKIP ini memperingatkan guru dan pengajar Pancasila
agar membenahi pengajaran Pancasila kepada anak didiknya. “Selama ini
pengajaran Pancasila masih tekstual sekali, perlu pembumian Pancasila
agar anak didik kita tidak hanya diberi materi Pancasila namun juga
diajak berpikir dan menganalisa bagaimana Pancasila diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, dan yang lebih penting adalah contoh nyata
bagaimana kita semua mempraktekkan nilai-nilai Pancasila tersebut,”
imbuh Prof. Bambang Soepeno yang juga Ketua Satuan Tugas Pembumian
Pancasila di Universitas Jember.
Linda Dwi Eriyanti, pemateri kedua
Pembicara kedua, Linda Dwi Eriyanti mendukung penuh pendapat Prof. Bambang Soepeno. Menurutnya Pancasila adalah perjanjian luhur bangsa, oleh karena itu siapa pun penerus Indonesia wajib mempertahankan Pancasila. “Pancasila wajib diajarkan, tidak bisa ditawar! Pancasila adalah kristalisasi norma dan nilai semua budaya di nusantara yang sudah terbukti mampu mempersatukan Indonesia. Oleh karena itu pengajaran Pancasila dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi menjadi cara membangun disiplin diri bersama agar kita paham dan terus mempraktekkan nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.
Ketua LP3M UNEJ, Prof. Bambang Soedjanarko membuka kegiatan
Sementara
itu, Ketua LP3M, Prof. Bambang Soedjanarko, menuturkan pemilihan tema
kuliah kali ini “Pancasila Hilang : Indonesia Modar” memang terasa
sangar, tapi sengaja dipilih dalam rangka menggugah kesadaran semua
pihak betapa pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Kegiatan kuliah daring Pancasila diikuti oleh semua
mahasiswa Universitas Jember yang tengah menempuh mata kuliah Pancasila
dan Kewarganegaraan, mereka tergabung dalam 95 kelas.
“LP3M
Universitas Jember melalui P3KIK terus menggelorakan dan membumikan
nilai-nilai Pancasila. Dan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan
Nasional serta Hari Lahir Pancasila tahun ini kami sudah mempersiapkan
serangkaian kegiatan, selain kuliah umum juga mengadakan lomba poster
Hari Lahir Pancasila untuk mahasiswa dan kalangan umum,” tutur Prof.
Bambang Soedjanarko. (ton)